Rasa gurih yang menjadi ciri khas racikan restaurant Bebek Kaleyo memang
terbilang unik. Rasa pedas yang ditawarkan, menarik minat penggemar
bebek yang tidak hanya berasal di Jakarta, namun hingga luar Jakarta
seperti Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
Ditemui di salah satu
cabangnya dibilangan Rawamangun, Jakarta, pendiri sekaligus pemilik
Restoran Bebek Kaleyo Hendri Prabowo dan Paulus Maria menuturkan kisah
perjalanan bisnis kulinernya yang kini banyak digemari semua kalangan
masyarakat.
“Kita sering melakukan banyak percobaan sehingga
menghasilkan cita rasa yang berbeda dengan racikan bisnis kuliner bebek
lainnya,” jelas Hendri.
Restoran yang dikelola dan dimiliki oleh
dua keluarga kakak beradik, pasangan Hendri Prabowo dan Fenty
Puspitasari dengan Paulus Maria dan Riri Cahyanti ini, memang terbilang
laris manis sejak kemunculannya pada tahun 2007 di wilayah Cempaka
Putih.
Hendri berkisah, saat akan memulai sebuah bisnis, ia
memilih bisnis apa yang cocok untuk digeluti. Artinya bisnis itu harus
memiliki potensi untuk berkembang dan berkelanjutan. “Dan bukan bisnis
musiman,” ungkapnya. Meski dengan modal yang terbilang kecil, namun
memiliki peluang untuk berkembang dengan baik, “Selain tidak mudah
ditiru dan bisnis tersebut dapat berjalan dalam sebuah sistem,” ujarnya.
Karena
itu mereka memilih bebek sebagai bahan baku. Namun meracik bebek bukan
perkara mudah, sangat sedikit literatur yang menyediakan cara mengolah
bebek. “Karena itu, kami membandingkannya dengan melihatnya cara
mengolah masakan dari bahan baku ayam,” ungkap Hendri.
Hampir 300
halaman sejumlah menu yang ia kliping seputar cara memasak ayam
disiapkan untuk dicoba satu demi satu. “Hampir setiap hari kita membeli
satu ekor bebek untuk kita racik sesuai buku resep dari kliping yang
kita kumpulkan,” ujar Hendri.
Bahkan di awal percobaan menemukan
racikan bebek yang ideal, kegagalan menjadi hal biasa yang mereka alami.
“Kita tidak patah semangat, meski kucing saja tidak mau memakannya,”
ucapnya geli mengingat usahanya dalam menemukan resep terbaik.
Percobaan
yang tak henti dilakukan ditegaskan pula oleh Paulus Maria, yang tak
lain adalah kakak ipar Hendri. “Dengan terus mencoba seiring
pembelajaran yang kita peroleh, akhirnya kita menemukan sebuah cara dan
resep mengelola bebek yang akan menghasilkan cita rasa yang sangat
baik,” ujar Paulus.
Menurut Paulus, puluhan percobaan yang telah
dilakukan juga meminta sejumlah saudara, kerabat, bahkan tetangga untuk
memberi penilaian atas produk yang mereka racik sendiri dengan
mencicipi, maka terciptalah sebuah resep bebek kaleyo.
“Bahkan
kami sempat membandingkan dengan salah satu produk masakan ayam
terkemuka asal Solo untuk mencari perbandingan dengan resep yang mereka
ciptakan,” ungkap Paulus, kita lakukan dengan terus memperbaiki hingga
resep yang kita ciptakan diterima oleh para pencicip yang membantu
terciptanya resep bebek kaleyo.
Saat ini restoran bebek kaleyo
sudah memiliki 8 cabang yang tersebar di Jakarta. “Kami senantiasa
menjaga cita rasa bebek kaleyo, sehingga dimanapun pengunjung mendatangi
bebek kaleyo maka cita rasa yang diharapkan akan sama,” jelas Paulus.
Sebagai
restoran spesialis bebek, Bebek Kaleyo memiliki tiga menu unggulan:
bebek goreng, bebek bakar dan bebek cabe ijo. Bebek goreng disajikan
dengan kremesan. “Kelezatan daging bebek makin terasa nikmat dengan
cocolan sambal dan taburan kremesan, dan dengan harga yang terbilang
sangat terjangkau,” jelas Paulus.
Bebek kaleyo per potong seharga
Rp 16 ribu, namun bila ingin mencicipi per ekor (terdiri dua dada dan
dua paha) seharga Rp 62 ribu. “Namun jika Anda memilih menggunakan bebek
muda, harganya Rp 18 ribu untuk setengah ekor,” terang Paulus.
Paulus
pun berharap, dimasa mendatang bebek kaleyo akan terus dapat
berkembang. “Kami terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk dalam
mengelola sumber daya manusia,” ungkapnya. Saat ini, restorannya telah
mempekerjakan ratusan orang dalam mendukung perkembangan perusahaan.
Bebek kaleyo buka dari Senin hingga Sabtu pukul 11.00- 23.00 WIB, dan
tutup pada hari Minggu.
*****************************************************
Dulu
saya tinggal di Cempaka Putih dan sering datang ke bengkel malam hari
untuk merasakan Bebek Kaleyo. saat itu pertama kalinya aku merasakan
bebek kaleyo dan aku masih ingat persis saat itu mereka masih
menggunakan sambal bu Rudi untuk menambah kenikmatan. tapi kini mereka
tidak begitu menggunakan lagi, entah mengapa? but aku salut karena aku
sempat melihat pemiliknya secara langsung saat memasak bebek kaleyo...
menurut
cerita langsung dari temanku....sang pemilik dulu bekerja di suatu
perusahaan otomotif terkenal, kemudian dalam perjalanan gajinya tidak
naik karena ijazahnya sudah lebih tinggi. akhirnya sang pemilik keluar
dari sana dengan pesangon yang diperolehnya....dia ingin membangun usaha
dan akhirnya memilih bebek kaleyo dan terus bereksperimen...temanku
mengatakan bahwa sang pemilik mabuk bebek karena setiap kali makan
bebek. sang pemilik membandingkan buatannya dengan bebek slamet untuk
benchmarking...terus eksperimen, terus eksperimen hingga akhirnya dia
memberanikan diri membuka usaha di Cempaka Putih.
Sukses untuk
sang pemilik, semoga perjuangan anda ini akhirnya ada yang berniat
membuat film tentang perjuangan dan tekad keras anda sebagai pendiri
bebek kaleyo...amin.
0 Comments