Confidence Benefit
Molina et.al. (2009);
Martin-Consuegra et al. (2006) menyatakan
bahwa Confidence Benefit adalah
manfaat bagi pengalaman konsumen dapat yang mengurangi resiko keraguan dalam membuat
keputusan. Definisi Confidence adalah
pengurangan ketidakpastian dalam suatu transaksi dan peningkatan terhadap
ekspektasi nyata dari konsumen kepada penyedia jasa.
Sandy et al. (2011) menyatakan
definisi dari Confidence Benefit
ialah manfaat yang diperoleh konsumen untuk mengurangi kecemasan dan
menciptakan timbulnya rasa aman saat layanan diberikan. Dengan kata lain, Confidence Benefit berhubungan dengan
terciptanya faktor psikologikal yang terdiri dari perasaan adanya rasa aman
bagi para konsumen dan mengurangi membuat keputusan yang salah.
Confidence Benefit merupakan salah satu jenis keuntungan dalam relational Benefits yang cukup kuat dalam mempertahankan hubungan jangka
panjang. Molina et al. (2009) menambahkan
bahwa fungsi Relationship Benefit tidak
hanya sekedar bahwa perusahaan menjual produk yang baik kepada konsumen,
melainkan memperoleh manfaat tambahan keyakinan dan kepercayaan konsumen
sendiri saat membeli produk barang maupun jasa. Peneliti Beatty et al. (Martin-Consuegra et al., 2006)
memasukkan jenis Confidence Benefit sebagai
manfaat fungsional (Functional Benefit)
yang diterima oleh konsumen.
Special Treatment Benefit
Sandy et.al (2011) mengungkapkan Special Treatment Benefits sebagai keuntungan
secara ekonomis yang diperoleh konsumen. Manfaat ini merupakan gabungan antara
manfaat ekonomis dan ketersediaan layanan jasa (Molina et.al., 2009). Konsumen mendapatkan harga spesial dan penawaran
khusus yang tidak diberikan kepada konsumen umum lainnya. Dalam hal ini,
konsumen berharap mereka mendapatkan keuntungan secara finansial.
Manfaat ini dikonkretkan dalam bentuk pelayanan skala prioritas, pemberian
diskon, hadiah, poin promo (Martin-Consuegra et al., 2006).
Manfaat ini merupakan bagian dari Relationship
Benefit untuk mempertahankan hubungan jangka panjang antara perusahaan
dengan para konsumennya. Pemberian manfaat ini merupakan langkah perusahaan
untuk membuat para konsumen tertarik untuk berbelanja kembali atau
diprioritaskan terlebih dahulu.
Social Benefit
Definisi Social adalah aspek
emosi dari hubungan dan pengenalan secarar pribadi antara karyawan kepada
komsumennya yang semakin lama mengarah kepada arah pertemanan yang saling
mempercayai (Martin-Consuegra et al., 2006;
Sandy, 2011). Dari keuntungan sosial ini, konsumen dibuat merasa nyaman karena
mereka mempunyai hubungan pertemanan ini. Keuntungan sosial ini secara otomatis
berdampak kepada loyalitas konsumen. Semakin dekat hubungan konsumen dengan
karyawan dari penyedia jasa, maka semakin loyal pula konsumen terhadap penyedia
jasa.
Sandy et al. (2011) menegaskan
bahwa Social Benefit ini sangat
terkait dengan relasi para konsumen yang akhirnya menjadi para konsumen tetap. Hubungan
yang biasa terjalin antara perusahaan dengan konsumen yang sudah menjadi konsumen
tetap akan membentuk relasi yang lebih baik lagi. Konsumen dapat memperoleh
keistimewaan dibandingkan para konsumen lainnya. Manfaat ini lebih bersifat
sosial terkait kenyamanan dan kehangatan yang diperoleh konsumen dari
perusahaan.
Information Benefit
Information Benefit adalah keuntungan yang diterima konsumen terkait segala
informasi baru yang memperkuat wawasan pengetahuan konsumen, khususnya
bagi para konsumen sebagai sumber referensi dan dalam mengambil
sebuah keputusan untuk membeli (Lung Yu et al., 2009). Variabel Information
Benefit ini tergolong baru karena ditemukan dalam penelitian Lung Yu et al. (2009). Menurutnya tidak bisa
disamakan dengan jenis keuntungan yang lain. Information Benefit ingin menjelaskan
bahwa konsumen mungkin ingin mencari informasi untuk
membuktikan bahwa pilihan mereka dari
produk yang benar. Informasi yang mereka
dapatkan diharapkan meyakinkan keputusan mereka untuk membeli.
Dengan demikian, Information Benefit sangat berbeda dengan Social Benefit karena Social
Benefit didorong oleh perilaku interaktif sedangkan manfaat informasi
didorong oleh hasil perilaku interaktif: informasi.
Sharing Benefit
Sharing Benefit adalah keuntungan yang
diterima para konsumen sebagai sebuah kesempatan untuk tukar pendapat, saling
memberikan masukan, berbagi pengalaman dan berkomunikasi antar para konsumen (Lung
Yu et al., 2009). Lung Yu menyebutkan
bahwa Sharing Benefit adalah faktor
manfaat baru dalam Relationship Benefit.
Faktor manfaat ini muncul dapat disebabkan beberapa hal. Konsumen
mungkin ingin berbagi keraguan dalam pikiran mereka
dan mencari umpan balik positif untuk menyelesaikan masalah mereka. Juga, beberapa dari mereka mungkin ingin mendapatkan pujian dengan berbagi pengalaman
mereka menggunakan produk.
Dengan demikian, manfaat berbagi mungkin memainkan peran penting untuk menciptakan pembicaraan
dari mulut ke mulut serta retensi konsumen dan loyalitas.
Relationship Quality
Relationship
Quality memiliki kesamaan istilah dengan Relational Quality (Sandy et al.,
2011). Relationship Quality adalah derajat kesesuaian dari suatu hubungan relasi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang tergabung dalam hubungan relasi tersebut. Relationship
Quality dipersepsi berdasarkan kehangatan suatu hubungan, kepuasan dan
kepercayaan pada sales person (Sandy et al., 2011).
Relationship Quality merupakan bagian penting dalam Relationship marketing. Dalam Relationship marketing, Relationship Quality menunjukkan makna kepercayaan
(Trust), kepuasan (Satisfaction) dan komitmen konsumen
(Molina et al., 2009; Molina et al., 2007; Wei-Ming Ou et al.,2011; Yongtao et al., 2012). Pertama,
Kepercayaan didefinisikan sebagai
sikap atau harapan suatu pihak bahwa perilaku hubungan mitra dan hasilnya akan
menjadi bermanfaat bagi kepercayaan itu sendiri. Pada dasarnya kepercayaan
timbul dari suatu proses yang lama sampai kedua belah pihak saling mempercayai.
Kedua, kepuasan merupakan hal yang
penting dalam menentukan loyalitas konsumen. Tanpa kepuasan yang dirasakan konsumen,
perusahaan tidak dapat menilai kinerjanya. Ketiga, komitmen ialah bentuk kepercayaan yang erat antara perusahaan
dengan konsumennya. Konsumen yang loyal cenderung akan berkomitmen untuk
kembali lagi karena rasa nyaman yang dimiliki. Terkait dengan hubungan jangka
panjang, Relationship Quality menjadi
ukuran untuk menarik, memelihara dan meningkatkan hubungan dengan konsumen.
Semakin tinggi Relationship Quality,
maka akan berdampak pada pengurangan turnover konsumen ke pesaing. Singkat
kata, Relationship Quality memiliki
kaitan dengan hubungan jangka panjang yang ditandai oleh kepercayaan, kepuasan
dan komitmen.
Service Quality: Functional Quality dan Technical
Quality
Service Quality
dapat diartikan sebagai hasil evaluasi menyeluruh konsumen terhadap perbedaan
antara harapan mereka dengan kinerja aktual dari pelayanan yang diterimanya. Kualitas pelayanan jasa yang tinggi akan
mencegah konsumen untuk beralih ke penyedia jasa lain. Service Quality sendiri dibagi atas Functional
dan Technical Quality. Menurut Sandy et al. (2011), kedua kualitas ini
merupakan dua dimensi yang terpisah yang diberikan kepada konsumennya.
Functional
service adalah segala sesuatu yang
lebih banyak berhubungan dengan proses delivery
atau bagaimana pelayanan diberikan dengan sikap cepat tanggap untuk membantu
konsumen. Konsep Functional memberikan
penekanan kepada interaksi penjual dengan konsumen. Menurut Eisingerich et al.(2008), Functional Quality sendiri merupakan tingkat kualitas perilaku sales person dalam menanamkan kepercayaan
pada konsumen berupa bersikap ramah, memberikan perhatian dan daya tarik serta
menjadi penasehat bagi konsumen. Dengan demikian, Functional Quality membahas seberapa besar pandangan konsumen
tentang sales person menyangkut: penyampaian
informasi yang jelas, perlakuan hubungan atau komunikasi yang baik, melayani
dengan cepat, serta kesediaan dalam menangani keluhan pengguna.
Technical
Service berhubungan dengan kinerja
dan pelaksana serta penyedia layanan (Sandy et
al., 2011). Technical Quality merupakan
komponen yang berkaitan dengan kualitas output (keluaran) jasa yang diterima konsumen.
Menurut Sandy et al. (2011), Technical ini sendiri dapat terbagi atas
3 komponen, yaitu: (1) Search Quality,
yaitu kualitas yang dapat di evaluasi konsumen sebelum membeli, sebagai contoh
harga. (2) Experience Quality, yaitu
kualitas yang hanya bisa dievaluasi konsumen setelah membeli atau mengkonsumsi
jasa. Contohnya ketepatan waktu, kecepatan pelayanan dan kerapian hasil. (C) Credence Quality, yaitu kualitas yang
sukar dievaluasi konsumen meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa. Sebagai
contoh operasi jantung.
Dengan demikian, Technical Quality
membahas seberapa besar pandangan konsumen tentang pelayanan sales person menyangkut: kemampuan
pengetahuan yang cukup, paham terhadap apa yang didiskusikan, dan pelaksanaan
tugas dengan cermat.
Word Of Mouth
Word of mouth (WOM) diartikan sebagai komunikasi internal yang terjadi
secara langsung diantara konsumen mengenai kepemilikan, manfaat dan
karakteristik dari produk jasa tertentu (Sandy et al., 2011). WOM merupakan hal yang sangat penting dan merupakan
sumber informasi yang mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
Dalam penelitian Sandy et al. (2011) ditemukan
bahwa word of mouth berpengaruh signifikan
terhadap terciptanya positive WOM.
Cengiz et al.(2012) menyebutkan
beberapa alasan mengapa WOM bisa menentukan masa depan merek suatu perusahaan.
Pertama, WOM lebih memperlihatkan kebenaran atas suatu pengalaman yang
dirasakan konsumen terhadap merek tertentu. Kedua, Konsumen lebih mudah
mengingat rekomendasi dari WOM dibandingkan menghafalkan begitu banyak iklan.
Ketiga, WOM terjadi karena ada unsur ketertarikan untuk membicarakan produk
tertentu, sedangkan iklan dibuat karena faktor produknya kurang dibicarakan
sama sekali. Keempat, biaya periklanan lebih mahal dibandingkan WOM. Kelima,
kredibilitas informasi WOM dari kontak peronal berdampak dua kali lipat
daripada iklan. Keenam, WOM itu nyata dibandingkan iklan yang bersifat
rekayasa. Ketujuh, WOM menempatkan konsumen sebagai subjek dan bagian dari
kesuksesan perusahaan. Kedelapan, WOM menyebar dengan mudah dan dengan
kecepatan yang tinggi. Pada titik ini Cengiz et al. (2007) ingin mengatakan bahwa pemasaran model periklanan
mulai dikalahkan oleh model WOM yang lebih murah dalam pengeluaran biaya dan
mengandalkan para konsumennya.
best Regards,
Petrus Hepi Witono
Jika ingin tanya-tanya silahkan layangkan email ke smilesad2003@gmail.com
atau nmr telpon 081905082435
0 Comments