Periplus Leaders Gathering (PLG), 24 Januari 2019 di Rumah Perubahan dengan tema: "Berani untuk Berubah".
Melalui Prof. Rhenald Kasali, kita disadarkan bahwa perubahan merupakan suatu keniscayaan yg terjadi dalam hidup kita masing2. Entah itu perubahan umur, bentuk wajah, jumlah helai rambut, perbuatan kita, atau juga dalam segala global perubahan teknologi di dunia.
Dengan kata lain, perubahan adalah sesuatu yang pasti terjadi dalam hidup. Setiap hari pasti ada perubahan kecil. Perubahan itu juga yg menjadi ciri khas manusia. Manusia berubah dari waktu ke waktu.
Perubahan2 kecil itu yg nantinya semakin lama diharapkan disertai dengan satu perubahan besar.
Dalam perubahan itu juga, manusia berusaha menciptakan segala yg baru agar tidak kehilangan relevansinya. Untuk itu, satu pertanyaan besar untuk kita dan untuk Periplus: how to keep relevant? Artinya, kita ditantang untuk berubah dengan beradaptasi dalam zaman agar kita dan Periplus tetap relevan.
Dalam kesempatan itu juga, Prof. Rhenald memberikan insight tentang dua tipe manusia:
1. Eksploitasi
Tipe manusia eksploitasi pasti akan melakukan hal2 yg berulang. Takut untuk beradaptasi dengan zaman dan menghadapi masa depan dengan cara pikir yg sudah tidak relevan. Ia hanya bisa memanfaatkan dan mengolah apa yg ada, kurang inisiatif dan inovatif. Ibaratnya, seperti sumur minyak yg pada saatnya pasti akan kering.
2. Eksplorasi
Tipe manusia eksplorasi pasti memiliki rasa ingin tahu yg tinggi terhadap suatu hal. Ia selalu ingin mencari hal-hal baru, berani ambil resiko, dan terbuka pada inovasi, serta mampu beradaptasi dengan zaman. Ia selalu melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yg berbeda, bukan hal2 yg memang 'biasa' terjadi. Contoh manusia yg mampu bereksplorasi adalah CEO Go-Jek, Nadim Karim. Pengalaman akan keresahannya pada problem ojek yg dibutuhkannya memberi nya stimulus agar ojek dapat menjadi moda transportasi yg mudah di dapat dan juga dengan harga yg relevan.
Mau tak mau, di masa sekarang kita hidup ini, tantangan zaman pun bertambah. Tantangan zaman ini adalah dunia yg volatile, uncertain, complex, ambigous. Artinya, dunia yg penuh dengan ketidakpastian dan ketidakjelasan. Menghadapi dunia yg seperti ini, kita pun dituntut untuk tetap memiliki self-driving (pengendalian diri). Maka, hal yg harus dimiliki oleh orang yg memiliki self driving, yakni:
1. Growth mindset (cara berpikir yg berkembang)
2. Creative thinking (berpikir kreatif)
3. Critical thinking (berpikir kritis)
4. Risk taker (berani ambil resiko)
5. Play to win (punya kemauan untuk memenangkan diri sendiri dan orang lain, tidak egois)
6. Self-discipline (disiplin diri)
7. Simplicity (kesederhanaan)
Yg menarik juga, di akhir sesi, melalui pemaparan dari Mba Uga (Tim Prof. Rhenald), insight yg diberikan menambah wawasan kita menjadi pribadi yg siap berubah. Di dalam setiap perusahaan, diperlukan adanya kerja sama tim yg dipimpin oleh leader. Setiap leader diharapkan untuk bisa menjadi GOOD DRIVER, yakni pemimpin yg mampu mengendarai timnya dengan baik. Ia harus mampu melihat dan memperbaiki apa yg tidak beres di dalam timnya, serta mengarahkan agar timnya dapat solid menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Bukan malahan menjadi bad driver yg seakan cuek bebek dengan timnya atau anggota tim yg justru malah mengacaukan dinamika tim.
Di samping itu, kita yg menjadi anggota dari tim harus bisa menjadi GOOD PASSENGER, yakni menjadi pribadi yg mampu untuk bekerja sama dalam tim, tidak membebani kerja tim, dan mau untuk diarahkan demi kebaikan serta tujuan tim. Bukan menjadi bad passenger yg hanya menjadi benalu yg malah memberatkan kinerja tim dengan segala kemalasan dan tindakan yg mampu merugikan tim. Meskipun setiap orang memiliki kekurangan, namun bukan menjadi alasan untuk tidak dapat berkembang.
Semoga kita bisa menjadi pribadi yg dapat berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Semoga kita pun dapat menjadi GOOD DRIVER dan GOOD PASSENGER demi diri kita sendiri, orang lain, dan Periplus. Periplus jaya!!!
0 Comments