“SEMUA LAKI LAKI DISINI MONYET!” Pembantuku memberi tahu bahwa mertua marah-marah dengan kalimat demikian hari Kamis pagi saat aku kerja ke kantor. Enggak tahu motif persisnya, tapi kalimat itu disampaikan di hadapan Sofia hari kamis kemarin, cuman Sofia gak cerita soal ini juga ke aku.
Konon, ceritanya hari Rabu malam setelah aku pulang kerja, tidak ada orang yang mengunci pintu hingga keesokan harinya. Tapi aku gak marah. Mungkin ini memang salahku juga karena harusnya langsung kunci rumah kalau sudah masuk rumah. Kedua, aku kan tidur di lantai 2, jadi mungkin terlupa untuk mengunci pintu malamnya, padahal di lantai 1 ada orang yang tidur: yaitu Isye dan Mertua.
Cuman, rupanya Pembantu gw yang gak nyaman dengan ungkapan “Monyet” tersebut. Menjadi hal yang biasanya untuk mudah mengucapkan “Monyet” dalam rumah untuk seseorang. Semacam sumpah serapah. Aku mah gak ambil pusing. Ambil hikmahnya aja. Kalau aku mah, mungkin mertua lagi ada banyak masalah, takut maling, sebentar lagi pensiun, bisa juga karena nyuruh gw jualan dikantor tapi gw gak mau or mungkin ada masalah kantor dan lain lain. Bersyukurnya, gw juga sangat berhati-hati untuk mengucapkan kata binatang dalam rumah ke anak sendiri atau istri.
Mbak gw cuman bilang: BAPAK ORANGNYA SABAR YAH. BETAH DI RUMAH MERTUA! MAKANYA GAK ENAKNYA DIRUMAH MERTUA TUH GINI! KADANG MANTU JADI SASARAN KESALAHAN. KALAU SAYA MAH BAKAL PERGI. ENAKAN RUMAH SENDIRI. BEBAS.
Gw: Pengennya gitu mbak. Tapi gw sangat yakin, Mertua tanpa kita bakal kesusahan banget hidupnya!
KamisSendu, 16 Sept 2021
0 Comments