Salam Pendidikan Karakter Keuangan,
Inflasi merupakan sebuah indikator perkembangan ekonomi negara. Berdasarkan definisinya, inflasi adalah kenaikan harga barang maupun jasa. Hal ini dipengaruhi oleh sebuah kondisi di dunia, seperti perang, kelangkaan bahan bakar, dll. Kondisi di sebuah negara terkait inflasi, tentu dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah negara tersebut. Di Indonesia sendiri, pemerintah menggaungkan program subsidi bagi masyarakat untuk mengurangi tekanan perekonomian yang ada di masa inflasi. Pejabat negara dari berbagai daerah di Indonesia pun terus meningkatkan inovasi baru untuk mengatasi masalah ini dengan berbagai cara, salah satunya adalah produksi mandiri. Produksi mandiri yang bisa dilakukan contohnya adalah penanaman bahan baku secara mandiri dan tidak impor dari luar daerah atau luar negeri.
Disamping itu, tentu sangat diperlukan siasat untuk mengatasi masalah inflasi dari segi finansial. Seperti yang kita ketahui, dalam pengelolaan keuangan dalam konteks inflasi terdapat 2 variabel utama, yaitu pendapatan dan pengeluaran. Dalam masa inflasi, kenaikan harga sudah pasti terjadi. Oleh karena itu, penekanan pengeluaran harus dilakukan. Pengorbanan gaya hidup harus dilakukan dengan cara mengurangi pengeluaran yang bersifat sekunder atau bahkan tersier. Kebutuhan pokok harus menjadi prioritas keuangan dalam masa inflasi. Jangan sampai kita menikmati kesenangan sesaat, namun justru menjadi bumerang bagi kondisi keuangan kita. Namun jangan cemas, dalam menangani tekanan dalam masa inflasi ini, saya akan membagikan beberapa tips yang praktikal dan membantu kita dalam mengatasi masalah ini.
Tips #1: Mengelola skala prioritas. Dalam variabel pengeluaran, kita perlu membuat skala prioritas untuk mengelola keuangan. Skala prioritas paling tinggi yang perlu menjadi pertimbangan bagi orang yang memiliki cicilan adalah melunasi cicilan yang ada. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan reputasi kita dalam mengelola keuangan. Bank atau lembaga keuangan mungkin akan memberikan catatan khusus apabila kita dianggap macet dalam melunasi cicilan yang ada. Prioritas kedua, yang tidak kalah penting adalah kebutuhan pokok, seperti makan sehari-hari, biaya sekolah anak, dll. Mengatur skala prioritas juga perlu dilakukan dalam keluarga. Hal tersebut ada baiknya tidak hanya dilakukan oleh pasangan suami-istri, namun juga melibatkan anak-anak. Pembahasan tersebut mencangkup prioritas primer dan non-primer, contohnya seperti lauk pauk, jajan, dll.
Tips #2: Mengelola hutang. Dalam menangani hutang, diperlukan adanya pencatatan kekayaan dan hutang yang baik dan benar. Apabila hutang tidak terkendalikan, ada baiknya kita melakukan pencairan aset untuk membayar hutang tersebut. Kita dapat lebih memfokuskan diri untuk mengatur hal-hal prioritas apabila hutang yang ada sudah terbayar.
Tips #3: Kontribusi terhadap negara. Sebuah tips lain untuk membantu perekonomian bangsa adalah berkontribusi dalam membangun pariwisata dalam negeri. Dengan melakukan travelling ke daerah dalam negeri, kita membantu pemerintah dan mengurangi pengeluaran devisa luar negeri. Sekalipun hal ini tidak berdampak secara langsung terhadap kondisi finansial kita, namun secara perlahan-lahan mindset ini bisa membangun perekonomian suatu bangsa, yang berarti membangun perekonomian kita.
Tips #4: Persiapan dana darurat. Mempersiapkan dana darurat tetap perlu dilakukan untuk mempersiapkan kita di keadaan ekonomi yang mendesak. Hal itu ibarat bantalan yang mengurangi rasa sakit kita apabila sedang terjatuh. Karena itu, persiapan dana darurat perlu disiapkan mulai dari hari ini. Sebagai sebuah tips tambahan, ada baiknya persiapan dana darurat yang kita persiapkan berkisar dua belas kali lipat dari pengeluaran sehari-hari.
Di balik masa kesesakan yang terjadi tentunya tetap ada peluang-peluang baru untuk melakukan inovasi, investasi, dan banyak hal lainnya. Karena itu tetaplah bersyukur dan jangan menyerah.
Semoga bermanfaat.
Petrus Hepi Witono.
Dosen CBDC Binus dan Pemerhati Keuangan
0 Comments